4 Aug 2009

BATAK SIGNIFIKAN

Sering saya mendengar orang Batak mengatakan "oh, kalau omong batak aku tidak bisa lagi, soalnya dari kecil sudah di jakarta". Apakah itu kesombongan atau keprihatinan, hanya yang orang tersebut yang tau.

Tetapi saya agak kaget juga ternyata banyak dari mereka yang mengatakan tidak bisa lagi bertutur bahasa batak, namun mengikuti kebaktian hari Minggu di HKBP, suatu gereja suku (Batak) yang tata pelaksanaa ibadahnya secara tutur Batak. lha,,,,apakah bisa mengerti bahasa Batak tetapi tidak tau melafalkannya. Aneh juga kalau begitu. Banyak pula yang saya tau orang Batak yang tidak mencantumkan marganya dibelakang namanya, pernah saya tanya orang Batak yang tidak mencantumkan marga dibelakang namanya. Jawabannya sungguh memprihatinkan, "jaman gini marga tidak signifikan untuk jati diri lae", kompetensi seseorang tidak dipengaruhi marganya, tetapi kemampuannya berkompetisi". Saya agak kaget juga mendengar penjelasannya. "Memangnya kalau kita cantumkan marga kita, lantas kita sudah bernilai plus?,,,tidak ada itu lae!, sambungnya lagi.

Dalam hati saya membenarkan juga pernyataan lae itu tadi, kalau bicara persaingan untuk berkompetisi dalam test mencari pekerjaan misalnya, maka identitas marga ataupun bahasa Batak memang tidak dibutuhkan. Tetapi saya kurang sependapat juga dengan lae itu tadi, yang menilai ke-Batakan secara sempit, hanya persaingan mencari pekerjaan, ke-Batakan yang tidak sesuai dengan jaman. Ah,,,,terlalu sempit pikiran seperti itu. Bagi saya setinggi apapun pendidikannya, sehebat apapun pekerjaannya,,,,tidak sepantasnya meminggirkan identitas kesukuan kita.

Ada pula orang Batak yang bergereja ke HKBP tetapi anak-anaknya ke gereja yang lain, alasannya karena kendala bahasa. Supaya anak-anak mengerti Firman Tuhan, kalau di HKBP anak-anak kan tidak mengerti bahasanya,,, lha,,, kan di HKBP kebaktian anak-anak bahasa Indonesia, pikirku. Wah,,,,angka sidalian nama on. Bagaimana mungkin si anak mengerti bahasa Batak, kalau sejak kecil tidak diarahkan. Memang ada anekdot yang mengatakan, "Batak kalau berpendidikan tinggi akan selalu menjadi musuh Batak, perempuan Batak kalau cantik selalu merasa bukan Batak. Angka ginjang roha nama i, ate.

Bersyukur aku orang Batak, karena Bangsoku adalah Bangso yang besar, yang mempunyai uhum Dalihan Natolu. Tanpa diajarkan dilembaga pendidikan pun setiap orang Batak tau bersosialisasi dengan kerabat, lingkungan sosialnya dan setiap orang Batak mengenal istilah "Marsolup dihundulan".

No comments:

Post a Comment

Tidak diklaim kalau yang saya upload adalah sudah benar, jadi bila ada masukan/komentar yang sifatnya meluruskan apalagi menyangkut silsilah/tarombo dengan rendah hati akan saya terima dan saya ucapkan terimakasih