18 Jan 2010

Menjamin hak perempuan batak setelah menikah

Ketika hendak menikahkan anak perempuan batak, SINAMOT NI BORU selalu dibicarakan namun yang menerima adalah parboru. Apa demikian yang sebenarnya?

Dalam tradisi batak saat ini yang terbayang adalah, berapa banyak duit yang akan diterima pihak orang tua perempuan (PARBORU). Mereka melakukan kalkulasi, beli pakaian dan perhiasan, beli ulos, beli ikan (dengke) ongkos (khususnya yang dibona pasogit). Semuanya itu dikatakan SINAMOT NI BORU.

Monang Naipospos

SINAMOT NI BORU
Pada tradisi batak lama, setiap perempuan yang hendak dikawinkan harus dijamin hidupnya kelak setelah menjadi “pardihuta” bagi suaminya dihadapan mertuanya. Jaminan itu dibahas berapa besar dari harta calon mertuanya itu yang menjadi bagiannya. Ini disebut MANGGOLI, ada batasan yang jelas yang kelak menjadi PANJAEAN.
Harta benda itu terdiri dari, ruma, sopo, emas, gong, sawah, ternak yang terdiri dari kerbau, sapi dan kuda. Inilah yang disebut SINAMOT. Sinamot itu adalah harta benda yang menopang kehidupan dan kesejahteraan.

MANGGOLI SINAMOT, tujuannya agar kelak tidak terjadi konflik diantara keturunan paranak. Inilah yang kemudian ditinjau kembali oleh pihak orangtua perempuan saat dilakukan TINGKIR TATARING, ketika orangtua lakilaki melakukan acara PAJAEHON (memandirikan) pasangan itu.

Saat manggoli sinamot, raja parhata dengan tegas melakukan permintaan kejelasan akan sinamot ni boru ini, menguraikan beberapa bagian dari jenis harta yang lajim dalam pembagian hak waris.

Saya berikan satu contoh dari kedua keluarga yang memiliki harta benda yang lengkap.
Pihak paranak menjawab permintaan pihak parboru ;
Nauli Rajanami, ianggo sinamot ni borumu, rade ma sada ruma, saparinaan horbo, sandangka mas, dua turpuk hauma saba, jala bagianna ma porlak sisoding. Ba mamuhai tataringna ba rade ma 200 ampang eme.
Yang menjadi bagian mereka kelak ada satu rumah, sepasang kerbau, seuntai emas, dua petak sawah dan kebun. Untuk memulai kemandirian mereka akan diberikan 200 kaleng padi. Disini dijelaskan bila mereka tidak memiliki gong, lembu dan kuda.

Setelah ini disepakati, barulah pihak parboru menanyakan “adat marama”. Ini merupakan penghormatan dan penghargaan kepada orangtua yang membesarkan, membimbing dan merawat hingga dewasa. Ini dikaitkan dengan istilah “pagopas panoguna” memperkuat upaya menarik hati. Tapi dalam bahasa adat lajim disebut “somba maruhum”.

Dalam tradisi lama dengan contoh diatas, paranak menjanjikan satu ekor kerbau sebagai SOMBA NI UHUM. Kerbau ini diantarkan ke kampung halaman PARBORU pada waktu yang ditentukan.

NAPOSO bersiap membuka pintu gerbang kampung dan mereka kemudian disebut SIUNGKAP BAHAL. Saudara PARBORU bersiapsiap membuka pintu kandang “BARA” inilah yang kemudian disebut PAMARAI.
Pamarai dalam kaitan ini tidak dapat disamakan dengan pengertian MANGABARAI memikul beban di pundak.

PAUSEANG
Dalam anak TUBU BORU SORANG keterangan pauseang ini sudah lebih jelas. Ini merupakan penegasan bahwa bila parboru menuntut hak waris anaknya yang disebut PANJAEAN, dia juga berkewajiban untuk memberikan hak waris kepada putrinya yang disebut PAUSEANG.

LEGISLASI HAK WARIS
Setelah cukup waktunya menurut PARANAK maka dilakukan acara PAJAEHON. Mereka menjadi keluarga baru yang mandiri, akan mengelola semua SINAMOT yang sudah dijanjikan sebelumnya. Manjae bisa saja tetap dalam satu rumah tapi jelas pemisahannya dengan istilah MARHUDON PANJAEAN MARTALAGA OLAT-OLAT.
Dalam acara ini langkah parboru disebut TINGKIR TATARING. Pada saat itu parboru dapat menyaksikan semua SINAMOT NI BORU itu dalam bentuk nyata. Bila kerbau, dapat sentuh, sawah dapat dipijak, kebun juga disaksikan dengan mata sendiri. Emas juga diperlihatkan dan ditimbang.
Ini mempertegas bahwa tidak ada lagi silang sengketa kelak diantara menantunya bersaudara, karena sudah disaksikan sendiri dengan pengetua dan kerabat dekat kedua belah pihak.

Setelah itu, pihak paranak melakukan kunjungan ke kampung halaman parboru. Mereka disebut MEBAT, artinya mangebati kampung halaman hulahula. Disini dimanfaatkan untuk mempertegas PAUSEANG yang telah dijanjikan parboru. Pihak paranak berhak mengunjungi sawah yang dijanjikan itu.
Pada kesempatan itu juga dapat dibicarakan (jika mungkin) agar menantunya “marpauseang dihutana”. Ini bila tempat kedua belah pihak sangat berjauhan, hingga sangat merugikan kalau harus “marhauma tandang” mengolah sawah itu karena faktor waktu tempuh yang jauh. Harga jual, (bukan harga “dondon” gadai) sawah itu dialihkan membeli sawah di kampung halaman paranak.

Bila acara UNJUK pelaksanaan perkawinan adalah DIALAP JUAL berada dihadapan parboru, maka kunjungan ke tempat parboru ini disebut MEBAT. Pada acara ALAP JUAL inilah pihak parboru secara total terpenuhi haknya dalam adat dan disebut NANIAMBANGAN.
Bila acara UNJUK dilaksanakan di hadapan paranak disebut DITARUHON JUAL, Pada acara TARUHON JUAL inilah pihak parboru tidak terpenuhi haknya dalam adat karena mungkin tatacara adat dan parjambaron tidak sesua dengan mereka. Mereka harus tunduk dalam hukum adat MARSOLUP DI HUNDULAN. Apa tata cara adat dan parjambaron di pihak paranak itulah yang mereka terima.
Maka kunjungan ke tempat parboru ini disebut PAULAK UNE. Semua kekurangan dan yang tidak terpenuhi saat UNJUK, maka inilah saatnya memenuhi.

Ini sangat bertentangan dengan pemahaman para pakar budaya batak saat ini yang mengatakan PAULAK UNE itu sebagai solusi mengembalikan pengantin wanita yang tidak perawan. Mereka mengartikan PAULAK UNE itu dengan mengembalikan “manusia” dengan baik. Ini tidak ada dalam kamus kebudayaan batak. Kata SIRANG memang ada dalam masyarakat batak dulu tapi prosesnya adalah PAGO SIRANG, bukan paulak une. Pago sirang ada aturan mainnya yang dapat kita bahas di lain kesempatan.

Tidak semua masyarakat batak memiliki harta yang lengkap dan melimpah. Kadangkala dalam pembahasan (harta benda) SINAMOT itu tidak dapat memberikan janji. Pihak paranak hanya mampu menghaturkan sembah permohonan kepada pihak parboru. Tenggang rasa sudah sejak lama berlangsung. Bila pihak parboru lebih unggul dalam harta benda dari pihak paranak maka berlaku adat “tongka masipamaluan” jangan mempermalukan karena kelak mereka akan menjadi keluarga. “Napuran santampuk” sebagai wujud dari sembah penghormatan kepada parboru pun disepakati. Pihak parboru akan menanggung beban yang lebih besar. Walau proses yang tejadi adalah ALAP JUAL namun dalam hal pembahasan Sinamot dan Somba ni UHUM tidak ada hal yang memenuhi sehingga ada penghalusan istilah dengan SITOMBOL.
Ini hanya sebutan, bukan bagian pembahasan dalam adat manggoli sinamot. Istilah SITOMBOL dan RAMBU PINUDUN sebenarnya adalah menutupi kekurangan akibat kemiskinan.

Fakta saat ini, tidak ada lagi pemaknaan manggoli SINAMOT sebagai penjaminan hak perempuan di depan keluarga suaminya. Melulu membahas materi yang akan diterima PARBORU. Kesannya seperti MAHAR dan ada yang menyatakan seperti itu.
Pergeseran pemahaman itu berangsur sejak pihak paranak menyatakan bahwa, kerbau, sawah, emas semuanya sudah dijual untuk menyekolahkan anaknya dan itulah (ilmu pengetahuan, pekerjaan) kelak menjadi PANJAEAN bagi mereka.

Semakin jauh makna Sinamot ditinggalkan karena ada tradisi “langsung” saja. Tawar menawar pun terjadi, hitung hitung pos pengeluaran parboru; ulos yang akan diberi, dengke yang akan dimasak, ongkos rombongan yang diundang. Kesannya SINAMOT NI BORU tapi orang tua perempuan yang menghabiskannya.

Di sela keruwetan pelaksanaan acara adat, ibu pengantin perempuan berkelana menemui semua undangannya dan menyalamkan uang ribuan dengan ucapan “godang do jujalo tuhor ni borunta” atau sesuai dengan hubungan kekeluargaan. Dia menyatakan telah menjual anaknya.

Bila kedua belah pihak memang tidak memiliki harta benda untuk melaksanakan tata kelola adat perkawinan seperti lajimnya dilakukan orang berada, maka SINAMOT tidak lagi dibahas. Mereka memperkecil skop pelaksanaan adat itu. Bahkan tidak ada UNJUK (acara yang biasanya dilakukan di halaman terbuka) tapi dilakukan di dalam rumah. Acara ini disebut MANURUN. Paranak dan parboru berunding menanggulangi biaya.

Apakah dari keluarga yang sangat miskin dapat melakukan perkawinan?
Bila acara MANURUN yang paling sederhana tidak dapat dilakukan maka MANGEMBALHON GAJUT adalah jalan keluarnya. Hanya pengantin yang diberi ulos oleh parboru dan tulangnya bersama kerabat terdekat saja. Kadang tidak ada acara makan dan parjambaron. Kemudian ibu dari pengantin perempuan memberitahukan kepada para kerabat jauh waktu ketemu di onan perihal perkawinan yang sudah berlangsung itu.

Proses perkawinan itu sah menurut adat, dan tidak boleh ada klaim seperti yang sering terdengar saat ini “dang maradat dope”. Yang menikah dengan cara mangembalhon gajut tidak berhutang lagi untuk melakukan pesta adat yang lebih besar walau kemudian menjadi kaya raya.
Bila kemudian dia berniat memberi penghormatan kepada hula-hulanya karena sudah memiliki harta, tidak lagi disebut “mangadati”. Dia hanya memilki kesempatan dengan cara PAEBATHON PAHOMPU.

Konflik pelaksanaan adat perkawinan saat ini berkembang karena tidak ada yang mau mengalah, tidak ada dasar pemikiran makna tradisi itu. Cenderung berlomba meriah tanpa mengukur kemampuan yang ada, “Paihutihut gaja marhonong”. Bila acara dilakukan dengan sederhana, ada pula yang menyindir, “pesta apa ini”.

Banyak yang berkehendak untuk menyederhanakan tapi jarang yang mampu memulai. Adat perkawinan saat ini melelahkan karena lebih banyak asesori yang tidak penting daripada pemaknaan. Yang sederhana seperti MANURUN dan MANGEMBALHON GAJUT sudah dianggap tidak adat ladi. GOK NI ADAT dimaknai bila parboru menerima SINAMOT NI BORU dan ada acara yang meriah. Inilah yang dikategorikan para leluhur NATUNGGING DO NATEAL SONGON HUDON NA SO HINARPEAN.

Materi tulisan ini diurai berdasarkan pemaparan dari beberapa tohot adat di toba dan berdasarkan pengamatan dan kesaksian sendiri penulis.

udutna......

14 Jan 2010

Ulos Namarhadohoan : Rumang hata sidohonon tingki pasahathon ulos herbang

Ulos sipasahaton ni parboru :
1.Ulos pansamot (Natoras/amang/Inang ni pangoli)
2.Ulos Hela + Mandar = Pengantin
3.Ulos Pamarai
4.Ulos ni anak Manjae =simanggokkon
5.Ulos sihunti ampang

Ulos Pansamot/Ulos pargomgom :
Dihamu lae dohot ibotonghu, parjolo ma ta dok mauliate tu adopan ni Amanta pardenggan Basa i dinaung manjalo pasu-pasu parbagason anakhonta, anakmu-helanami, borunami-parumaenmu sian Tuhanta dibagasan joroNa marhite-hite naposo ni Tuhanta. Dison ro do hami pasahathon ulos pansamot tu hamu lae asa sai margogo hamu lae mangalului pansamotan laho marmudu-mudu hela dohot borunami on naung gabe parumaenmon, asa gabe sada ina siboan las ni roha dohot dame ibana ditonga-tonga ni keluargamu. Ulos naganjang ma ulos on, ulos nabidang jala sitorop rambu, mardongan tangiang nami tu Tuhanta pardengggan basa i, sai ganjang ma umurmu dao angka parsahiton "asa andor halumpang ma togu-togu ni lombu, nang togu-togu ni horbo. Sai saur matua ma hamu lae dohot ibotonghu, togu-toguon ni pahompu sahat tu namarnini marnono".
Ulos nabidang ma ulos on, sai asima roha ni Tuhanta dilehon dope dihamu angka pansalongan nabidang "asa binanga ni sihombing ma binongkak ni tarabunga, tu sanggar ma amporik tu lubang satua. Sai sinur ma napinahanmuna gabe nang naniulamuna.
Ulos sitorop rambu ma ulos on, sai tu toropma angka pomparanmu angka anak partahi jala ulubalang dohot boru nauli basa tubuhonon ni parumaenmon.
Asa Sahat sahat ni solu ma sahat tu bontean, hupasahat hami ma ulos herbang on tu hamu lae-ito, sai leleng ma hamu mangolu sai horas sahat tu panggabean. Las ma rohamu manjalo!

Ulos Hela + Mandar
Dihamu amang hela dohot di ho inang boru hasianhu, sadarion nunga dijalo hamu pasu-pasu parbagason sian Tuhanta marhite naposoNa di bagas joro ni Tuhanta. Si dok mauliate ma hamu ala sudena i, ai ido dipangido Debata sian hamu marhite-hite Yesus Kristus siala naung dipungka hamu parsaripeonon. Dison ro do hami laho pasahathon tu hamu ulos herbang, ulos naganjang, ulos nahapal sitorop rambu. Nunga dipadomu hamu Debata hamu gabe sada ripe naimbaru, sai ganjang ma umur muna, sai Tuhanta ma namangaramoti hamu dingolumuna jala dao angka parsahiton.
Ulos nahapal ma uloson, sai dipahapal Debata ma dihamu holong niroha dohot dame. Asa songon nidok ni natua-tua :

"Pege sangkarimpang, hunik sahadang-hadangan. Mangangkat ma hamu rap tu ginjang, manimbungrap tu toru tontong satahi saoloan"

"Sinimbur ni pangkat ma tu sinimbur ni hotang
Tu dia pe hamu mangalakka, sai mamasu-masuma Tuhanta, di si hamu dapotan parsaulian"

Ulos sitorop rambu ma uloson dohot tangiang nami mangido tu Tuhanta :
"Tubuan laklak tubuan sikkoru didolok nipurbatua
Sai asima roha ni Tuhanta, tubu ma dihamu anak partahi jala ulubalang
Dohot boru angka naulibasa donganmu sahat tu nasaur matua

"Andor ras ma tu andor ris, bulung ni tobu pangarahutna
Hupasahat hami ulos herbang on tu hamu
Sai horas ma hamu jala torkis diramoti holong ni roha ni Tuhanta

Sahat sahat ni solu ma sahat tu bontean
sai leleng ma hamu mangolu, sai horas sahat tu panggabean

Udutna, Pasahathon Mandar :
Dihamu amang hela dison mandar hela huampehon hami tu abaramu, martanda ma hamu helanami.Asa unang manarnaloja hamu mangulahon angka ulaon namasa ditonga-tonga ni angka hula-hulamu. Horasma...!!

Ulos Pamarai :
Dihamu amang boru dohot namboru nami (lae dohot ibotonami) dison ro hami pasahathon ulos herbang, ulos pamarai tu hamu. Ulos naganjang, ulos nabidang sitorop rambu dohot tangiang nami mangido tu Tuhanta pardenggan basa I, sai ganjang ma umurmu sai dao ma parsahiton. Ulos nabidang ma on sai dilehon Tuhanta dihamu bidang angka parsaulian dohot pansamotani, asa sai tong-tong dibagasan hahipason jala dibagasan las ni roha hamu sauduran angka namarhaha-maranggi, masitungkol-tungkolan songon suhat dirobean disude angka ulaon dohot namasa ditonga-tonga muna. Ulos sitorop rambu ma uloson, sai torop ma pomparanmu tu joloan on. Jalo hamu ma ulos herbang on amang boru dhot namboru (lae dohot ito), asa "Andor halumpang ma togu-togu ni lombu, dipasu-pasu Tuhanta ma hamu saur matua sahat tu naditogu-togu pahompu", las ma rohamu !

Ulos ni anak manjae (Simandokhon) :
Dihamu berenami (laenami)simandokhon diulaon parsaripeon ni helanami dohot borunami, dison ro do hami pasahathon ulos herbang tu hamu, ulos ni simanggokhon digoari ulos on, ulos naganjang, ulos nahapal, ulos sitorop rambu dohot tangiang nami tu amanta Debata sai ganjangma umurmu dibagasan parhorasan, sai tu lam hapalna ma holong ni rohamu mangurupi natorasmu nang mangalugahon parsaripeonmu, sai torop ma pomparan dihamu sibahen las nirohamu, jala songon nidok ni situa-tua ma dohonon nami :

"Sitorop ma dangkana, sitorop nang rantingna
Gabe jala mamora hula-hulana, songoni nang ianakhonna

Sahat ma solu sahat tu bontean
Sai leleng ma hamu mangolu
sahat tu parhorasan sahat tu panggabean

Jalo hamu ma ulos on....!!

Ulos Sihunti Ampang :
Dihamu berenami sihunti ampang diparsaripeon ni helanami dohot borunami, dison ro do hami pasahathon ulos herbang tu hamu, ulos si hunti ampang digoari ulos on, ulos naganjang, ulos nahapal, ulos sitorop rambu. Sai ganjang ma umurmu dibagasan parhorasan, sai lam tu hapalna ma holong ni rohamu mangoloi hula-hulamu, sai torop ma pomparan di hamu sibahen las ni rohamu, jala songon ni dok ni situa-tua ma :

"Sitorop ma dangkana, sitorop ma rantingna
Gabe jala mamora hula-hulana, songoni nang boruna

Sahat-sahat ni solu sahat tu bontean
Sai leleng ma hamu mangolu
Sahat tu parhorasan sahat tu panggabean

Tambahan si jalo Ulos (namangihut) :
Haha/anggi ni suhut (sijalo ulos todoan)
Boru ni suhut namarhaha-maranggi
Pomparan ni ompung ni suhut marhaha-maranggi (sijalo ulos todoan)
Pomparan ni amang mangulahi ni suhut (sijalo ulos todoan)
Ulos tu punguan parompuan
Ulos tu punguan marga

udutna......

13 Jan 2010

Anggaran Dasar dohot Anggaran Rumah Tangga Punguan Arisan Ompu Mora Sejabodetabek Nahumaliang tahun 2008

Denggan jala ture pardalanni punguan molo sude atur dibagasan ruhut-ruhut paraturan na dipature sude anggota nipunguan i. Alani i marsangkap do roha ni pomparan Ompu Mora laho paturehon punguan arisan pomparan Op. Mora naadong diJabodetabek nahumaliang on, gabe dibahen ma sada songon uhum namangarahut sada pambahenan namanghatindangkon goar ni punguan. Ima naginoaran Anggaran dasar dohot Anggaran Rumah Tangga. Songon natarsurat di toru on.

HATA PATUJOLO

Horas ma dihita sude!
Parjolo ma tapasahat mauliate nirohanta tu Amanta Debata pardenggan basa, ala tangkas do godang nipasu-pasuNa dihita ganup Pomparan ni Ompu Mora sian ari nasalpui sahat tu tingkion.
Holong do namangkuling dihita Pomparan ni Ompunta Ompu Mora, boru, bere/ibebere ditano parserahan on alani naeng ma tontong marsada niroha hita jala togu holong ni roha i lumobi molo jumpang angka ulaon arsak niroha manang las niroha. Marhite i porlu sada punguan/wadah nalaho mengkoordinir sude pomparan ni Ompu Mora ditano Jabodetabek on asa masibotoan/masitandaan, masiurupan, masipodaan, jala masihilalaan.
Marhite i porlu ma antong adong ondolan dinamandalanhon punguan i asa denggan jala ture, alani i dibahen ma Anggaran Dasar dohot Anggaran Rumah Tangga on. Mauliate ma di sude anggota/ruas namangalehon tingki dohot roha nauli gabe boi tarpatupa Anggaran Dasar dohot Anggaran Rumah Tangga on, sai anggiat ma sude hita Pomparan ni Ompunta Ompu Mora lam masihaholongan,masiurupan, masiantusan dohot masipasangapan, tatinggalhon ma angka nahurang denggan jala marsiadu ma hita paherbangkon punguanta on songon hata niumpasa :
“Pago-pago taruge pauk-pauk hudali
Angka nasala nipauli, nadenggan diulahi”

Sai Tuhanta ma na sai tontong mangalehon holong, tiur ni pingkiran dohot pansarian dihita jala sai digomgom ma punguanta on asa songon nidok ni umpasa :
“Emeni simbolon parasaran ni siborok
Sai horas-horas ma punguanta on jala Debatama na marorot”
Botima
Poda :
1. Unang asahon nasa gogom, alai asahon ma angka tangiangmu, ai ido na mangalehon gogo nasumurung
2. Hatahon ma natingkos dibagasan elek dohot serep ni roha, uang hatahon natingkos mardongan muruk manang asup-asup
3. Dang sae gogo ni suara paturehon angka na sala, holan dos ni roha do bonsir ni sude angka nauli

ANGGARAN DASAR PUNGUAN POMPARAN NI OMPU MORA, BORU,BERE/IBEBERE SEJABODETABEK TAHUN 2008

PASAL 1
GOAR, WAKTU DOHOT INGANAN
Goar ni punguan on ima Pomparan Ompu Mora,boru,bere/ibebere, waktu dang ditontuhon jala berkedudukan/namaringanan di Jabodetabek nahumaliang

PASAL 2
AZAS NI PUNGUAN
Punguan Pomparan Ompu Mora, boru, bere/ibebere on berdasarkan atas kekeluargaan dohot gotong royong/masiurup-urupan serta berazaskan hakristenon jala dang berpihak tu aliran politik manapun.
PASAL 3
SANGKAP DOHOT TUJUAN
1. Pahotton jala patoguhon hasadaan disude pomparan ni Ompu Mora, boru, bere/ibebere namaringanan di Jabodetabek nahumaliang
2. Masiurup-urupan dibagasan holong niroha asa sude mardomu dibagasan hasadaan disude ulaon tu hadengganon
3. Sisada panghilalaan diangka ulaon las niroha tarlumobi molo masa arsak niroha diangka pomparan ni Ompu Mora
4. Parsaoran marhite angka namasa diuhum paradaton dipomparan ni Ompu Mora dohot diangka paradatan

PASAL 4
RUAS/ANGGOTA PUNGUAN
Anggota/ruas punguan ima sude pinomparni Ompu Mora, boru, bere/ibebere namaringanan di Jabodetabek nahumaliang jala na manolopi Anggaran Dasar dohot Anggaran Rumah Tangga on

PASAL 5
PARHEPENGON/KAS PUNGUAN
Parhepengon/Kas ni punguan bersumber sian :
1. Uang Pangkal
2. Iuran wajib
3. Persembahan/penambahan kas
4. Sumbangan sukarela
5. Usaha-usaha naasing na so bertentangan tu AD/ART ni punguan
6. Donasi

PASAL 6
PENGURUS PUNGUAN
1. Pengurus ni punguan dipillit jala dipahot marhite rapot anggota
2. Periode masa kerja pengurus ima 3 taon
3. Pengurus ni punguan ima :
1. Penasehat
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Komisaris Wlayah

PASAL 7
TUGAS-TUGAS PENGURUS
1. Penasehat martugas maniroi pengurus dohot angka anggota/ruas asa mambahen tu lam dengganna punguan
2. Ketua martugas mangkoordinir disude kegiatan ni punguan jala manotophon keputusan-keputusan na bersifat urgent, mangaradoti ulaon napinamasa ni punguan dohot namasa diruas, mambahen uso-uso tu ruas na so unduk tu AD/ART on jala dalan maniroi asa gabe unduk tu aturan ni punguan
3. Sekretaris martugas melaksanakan fungsi-fungsi administrasi, keanggotaan dohot kegiatan-kegiatan ni punguan jala mewakili ketua molo berhalangan
4. Bendahara martugas melaksanakan administrasi parhepengon ni punguan, manimpan/mangaluarhon sian kas sesuai dohot aturan ni punguan jala naung tinolopanni ketua, mamboan kas ni punguan setiap adong pardomuan ni punguan jala mambahen ruji-ruji parartaon marhite parhepengon dohot pelaporanna
5. Komisaris martugas :
1. Pasahatton tu Ketua angka namasa di anggota/ruas
2. Manampung usul ni anggota/ruas jala pasahatton di angka parrapoton
3. Manorangkon tu anggota/ruas namardomu tu AD/ART
4. Manogihon/maniroi tu angka Pomparan ni Ompu Mora na so mandohoti punguan dope

PASAL 8
ANGKA NA ASING
Angka na hurang/lobi di Anggaran Dasar on diatur jala dipahantus di Anggaran Rumah Tangga
Jakarta, 10 Agustus 2008

Ketua
K. Siahaan/Op. Merdeka

ANGGARAN RUMAH TANGGA PUNGUAN OMPU MORA, BORU, BERE/IBEBERE
SEJABODETABEK TAHUN 2008

PASAL 1
KEWAJIBAN ANGGOTA/RUAS
1. Manggarar uang pangkal Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per anggota
2. Manggarar uang iuran Rp.10.000,- (sampulu ribu rupiah) per arisan jala digarar/dipungut ma i ditingki arisan
3. Paboahon/pabotohon na masa (las niroha/arsak ni roha) tu pengurus manang tu angka anggota/ruas
4. Manumbang tu punguan manang tu anggota diangka ulaon las ni roha/arsak ni roha
5. Manopot angka anggota ni punguan namarsitaonon/musibah
6. Mematuhi ketentuan-ketentuan naung tarsurat di Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga on
PASAL 2
HAK-HAK ANGGOTA/RUAS
1. Berhak mamillit jala dipillit gabe pengurus marhite rapot anggota
2. Berhak mandapot pangurupion sian punguan hombar tu tordingna :
A. TINGKI LAS NI ROHA
1. Pangolihon anak : pasahaton ni punguan do tumpak godangna Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
2. Pamulihon boru : pasahaton ni punguan do songon pangganti ni ulos ima ulos na tinonun ni pamarenta godangna Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) tu suhut
3. Diangka ulaon las ni roha na asing asa dipabotohon melalui gokkon/undangan ma tu pribadi-pribadi ni anggota/ruas, jala haroroni anggota disesuaikan ma tu paradatan na hombar
B. TINGKI ARSAK NI ROHA
1B. NAMARSAHIT
1. Namarsahit : di rawat inap/opname di rumah sakit 3 (tolu) ari manang lobi ro do punguan besuk jala pasahaton ni punguan do songon ganti ni buah godangna Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupah) sarupa do molo dirawat di tabib
2. Di angka partikkian dang sanga punguan membesuk tu rumah sakit, roma punguan tu tabagasna pasahatton songon ganti ni buah Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
3. Molo rawat inap/opname di luar Jabodetabek, ro do punguan pasahatton ganti ni buah Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) tu bagasna dung mulak sian rumah sakit
4. Namarsahit di jabu dipabotohon ma tu punguan/anggota jala masing-masing pribadi ro ma songon na mambesuk
2B. NAMONDING
1. Molo anggota (Ama/Ina) namonding pasahaton ni punguan do pangurupion sian kas godangna Rp.300.000,- (tolu ratus ribu rupiah) jala dipadalan do tok-tok ripe sian anggota/ruas balgana Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) / KK jala dipasahat mai ditingki ro punguan Mangapuli/marhata togar-togar
2. Molo anak/boru ni anggota na monding pasahaton ni punguan do pangurupion sian kas godangna Rp.300.000,- (tolu ratus ribu rupiah) jala dipadalan do tok-tok ripe sian anggota/ruas balgana Rp.50.000,- / KK jala dipasahat mai ditingki ro punguan mangapuli/marhata togar-togar
3. Natua-tua/simatua ni anggota na monding dijolona dipasahat punguan do pangurupion Rp.300.000,- (tolu ratus ribu rupiah). Jala dipadalan punguan do kantung ilu manetek ima take and less sian anggota/ruas, dipasahat mai ditingki ro punguan Mangapuli/marhata togar-togar
4. Natua-tua/simatua ni anggota na monding di Bonapasogit, ro do punguan mangapuli/marhata togar-togar jala dipasahat ma songon pangurupion godangna Rp.200.000,- (dua ratus rbu rupiah)
5. Sipanganon di ulaon Mangapuli/marhata togar-togar i sitanggungon ni sude anggota/ruas do i, ima : daging Sapi 2 Kg + kantang 1 Kg

PASAL 3
ANGGOTA NA PINDAH
Molo adong anggota naeng pindah manang mulak tu Bonapasogit dipabotohon ma tu punguan melalui pengurus/anggota, jala ro do punguan songon na paborhatton dohot pasahatton kenang kenangan/cindera mata balgana Rp.300.000,- (tolu ratus ribu rupiah)

PASAL 4
POMPARAN OMPU MORA NASO TARDAFTAR
1. Molo masa habot niroha/arsak ni roha di angka Pomparan ni Ompu Mora di Jabodetabek na so tardaftar gabe anggota ni punguan diadopi ma hombar tu adat namasa di Jabodetabek, isarana rupani pasahatton Ulos Tujung/Saput/Sampe tua, alai dang mardalan pengeluaran Kas ni punguan songon natarsurat di AD/ART.
2. Molo adong diangka ulaon arsak ni roha isarana rupani “Marhata togar-togar/mangapuli/manghata-hatai di angka pomparan ni Ompu Mora se Jabodetabek na so tardaftar gabe anggota ni punguan diadopi ma sesuai tu gokkon, jala boan-boan/sipanganon na hombar tu ulaon i di parade na manggokkon ma
3. Molo masa arsak ni roha/manang si las niroha di pomparan ni Ompu Mora di Jabodetabek naung tardaftar gabe anggota ni punguan alai dang mandohoti arisan dipadalan ma sesuai dohot na tarsurat di AD/ART

PASAL 5
ARISAN
Dipatupa punguan do arisan alai dang hira kewajiban tu sude anggota, jala anggota na mangihutton arisan i ditontuhon ma :
1. Balga ni arisan Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
2. Arisan ditontuhon sahali 2 (dua) bulan di Minggu paduahon (ari minggu) songon inganan parsaoran disude anggota jala masuk pukul 14.00 WIBB, Molo adong anggota/ruas namangido perubahan waktu manjabui dipasahat ma ditingki parpunguan arisan naparpudi

PASAL 6
PANUTUP
1. Anggaran Dasar dohot Anggaran Rumah Tangga on ima hasil rapot ni anggota Pomparan ni Ompu Mora tanggal 11 Mei 2008 di bagas ni Amanta H. Sitio/Br.Siahaan na beralamat di Jln. Sarbini III Rt.07/06 Kel/Kec. Makasar Jakarta Timur jala dipature muse di bagas ni Omp. Romauli na beralamat di Perumnas Cengkareng tanggal 10 Agustus 2008, dipahot muse di bagas ni Ama. Wen di Saribumi Indah Tangerang tanggal 12 Oktober 2008.
2. Sude natarsurat di Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga on gabe sada panduan ma dihita sude laho padalanton punguan on, alani i tama ma hita mangihutton AD/ART on
3. Angka nasoniatur di AD/ART on dope, tontuhonon dope ditingki na hombar tu namasa naso bertentangan tu azas ni punguan, jala sai ditontuhon ma di bagasan dame, serep ni roha dohot dos ni roha.

Ditotophon,
Jakarta, 10 Agustus 2008
Ketua
K. Siahaan/Op. Merdeka

udutna......

Selamat menempuh hidup baru di tahun baru

Keluarga besar pomparan Ompu Mora ikut bersukacita atas pernikahan : Togaf Alvin Bosa Siahaan Amd & Evi Sahat Marito Br.Sinaga SE

Marhatohoan di taon naimbaru. Sabtu, tanggal 9 Januari 2010 manjalo pasu-pasu parbagason Togaf Alfin Bosa Siahaan Amd dohot oroanna Evi Sahat Marito Br.Sinaga SE di HKBP Cililitan Ressort Pulomas. Sidung sian bagas joro ni Tuhanta, rap udur ma tu inganan naung nipatupa hasuhuton ima di gedung serba guna HKBP Cijantung, laho pasahathon adat dohot manjalo adat nahombar

Denggan jala uli do mardalan ulaon i, sai anggiat gabe rumah tangga na gabe siboan lasniroha di hita natua-tuana, sitiruon diangka naumposo jala hasangapon di Tuhanta. "Selamat menempuh hidup baru, jadikan semua nasehat yg diterima sebagai bekal melangkah dikehidupan yg sebenarnya. Tuhan Yesus memberkati!

Suhut : Abang St.Junorong Siahaan/Br.Aritonang sian huta SD 13 Cawang Belakang Kelurahan Cawang Rt.06 RW011 No.47 Jakarta Timur (Pinompar ni Op.Mora/Op.Andan/Op.Galia/Op.Jumorong/Op.Rotua/Op.Joshua

udutna......

11 Jan 2010

Arisan Op. Mora Tahun 2010


Arisan Op. Mora di bulan Pebruari di patupa tanggal 14 Pebruari 2010. Namanjabui ima : Ama Romauli/br.Manurung. Alamat : Perumnas Cengkareng (jabu ni Op.Romauli). Saut do dipatupa arisan ni Op.Mora na dibulan Januari 2010 tanggal 2 Januari 2010 (tingki ulaon Tonggo raja di Cawang. Namanjabui sitorus (ama Joshua)/R.br. Siahaan.

Tu angka pomparan ni Op. Mora nasomandohoti parpunguan arisan on, on ma gabe gokkon dihita saluhutna. Nasomamboto alamat tu arisan bulan Pebruari asa menghubungi Op.Romauli doli HP :081315897489 Jabu : 5458147

Songonima songon boa-boa dihita saluhutna. Tuhanta ma namandongani hita saluhutna

udutna......